Rabu, 12 Agustus 2015

HUT RI KE-70

MENGAYUH TANPA RAYU

Mengayuh pasti dengan roda yang terus memutar-mutar
70 tahun lalu aku diperjuangkan dan dibebaskan dari belenggu rantai jerat
Sedikit saja aku berjalan di depannya, segerahlah aku ditarik mundur
Hingga tersungkur-sungkur
Merangkak . . .
Kehilangan kestabilan badan

Pemudaku. . .  . . pemudaku. . . . . pemudaku. . . .
Tolonglah aku. . . .
Bawalah merah dan putih yang bersatu ini ke angkasa dengan kain-kain yang kau buat dengan lilitan keikhlasan

Pemudiku. . . . . pemudiku. . . . . . pemudiku. . . . .
Bantu pula mereka dengan kelembutan hati sosokmu

Akan ku berikan jiwa ragaku. . . kesuburan yang tiada tara
Bahkan tongkat pun kan menjadi tanaman yang dapat kau manfaatkan

Apa jadinya aku tanpamu?
Dengan gagah kau membentengiku
Hanya dengan bambu kuning berlaras tajam kau teriakan
“Allahu Akbar”
“Tuhan Bersama Kita” dan kau lanjutkan dengan “MERDEKA”

Usia ku mulai tua, sobat . . .
Berikan kado untukku
Kalau engkau berpikir memberi ku BATU AKIK yang kini lebih dari BERLIAN, kau salah!
Jikalau boleh, aku hanya mau dijaga olehmu bukan mereka
Mereka menjajahmu dulu, jangan kau mau dijajah oleh tutur manisnya.