Bende Wasiat
Harimau
sedang asyik bercermin di sungai sambil membasuh mukanya. "Hmm, gagah juga
aku ini, tubuhku kuat berotot dan warna lorengku sangat indah," kata
harimau dalam hati. Kesombongan harimau membuatnya suka memerintah dan berbuat
semena-mena pada binatang lain yang lebih kecil dan lemah. Si kancil akhirnya
tidak tahan lagi. "Benar-benar keterlaluan si harimau !" kata Kancil
menahan marah. "Dia mesti diberi pelajaran! Biar kapok! Sambil berpikir,
ditengah jalan kancil bertemu dengan kelinci. Mereka berbincang-bincang tentang
tingkah laku harimau dan mencoba mencari ide bagaimana cara membuat si harimau
kapok.
Setelah lama terdiam, "Hmm, aku
ada ide," kata si kancil tiba-tiba. "Tapi kau harus menolongku,"
lanjut si kancil. "Begini, kau bilang pada harimau kalau aku telah
menghajarmu karena telah menggangguku, dan katakan juga pada si harimau bahwa
aku akan menghajar siapa saja yang berani menggangguku, termasuk harimau, karena
aku sedang menjalankan tugas penting," kata kancil pada kelinci.
"Tugas penting apa, Cil?" tanya kelinci heran. " Sudah, bilang
saja begitu, kalau si harimau nanti mencariku, antarkan ia ke bawah pohon besar
di ujung jalan itu. Aku akan menunggu Harimau disana." "Tapi aku
takut Cil, benar nih rencanamu akan berhasil?", kata kelinci.
"Percayalah padaku, kalau gagal jangan sebut aku si kancil yang
cerdik". "Iya, iya. Aku percaya, tapi kamu jangan sombong, nanti
malah kamu jadi lebih sombong dari si harimau lagi."
Si kelincipun berjalan menemui
harimau yang sedang bermalas-malasan. Si kelinci agak gugup menceritakan yang
terjadi padanya. Setelah mendengar cerita kelinci, harimau menjadi geram
mendengarnya. "Apa ? Kancil mau menghajarku? Grr, berani sekali dia!!,
kata harimau. Seperti yang diharapkan, harimau minta diantarkan ke tempat
kancil berada. "Itu dia si Kancil!" kata Kelinci sambil menunjuk ke
arah sebatang pohon besar di ujung jalan. "Kita hampir sampai, harimau.
Aku takut, nanti jangan bilang si kancil kalau aku yang cerita padamu, nanti
aku dihajar lagi," kata kelinci. Si kelinci langsung berlari masuk dalam
semak-semak.
"Hai kancil!!! Kudengar kau mau
menghajarku ya?" Tanya harimau sambil marah. "Jangan bicara
keras-keras, aku sedang mendapat tugas penting". "Tugas penting
apa?". Lalu Kancil menunjuk benda besar berbentuk bulat, yang tergantung
pada dahan pohon di atasnya. "Aku harus menjaga bende wasiat itu."
Bende wasiat apa sih itu?" Tanya harimau heran. "Bende adalah semacam
gong yang berukuran kecil, tapi bende ini bukan sembarang bende, kalau dipukul
suaranya merdu sekali, tidak bisa terlukis dengan kata-kata. Harimau jadi
penasaran. "Aku boleh tidak memukulnya?, siapa tahu kepalaku yang lagi
pusing ini akan hilang setelah mendengar suara merdu dari bende itu."
"Jangan, jangan," kata Kancil. Harimau terus membujuk si Kancil.
Setelah agak lama berdebat, "Baiklah, tapi aku pergi dulu, jangan salahkan
aku kalau terjadi apa-apa ya?", kata si kancil.
Setelah Kancil pergi, Harimau segera
memanjat pohon dan memukul bende itu. Tapi yang terjadi…. Ternyata bende itu
adalah sarang lebah! Nguuuung…nguuuung…..nguuuung sekelompok lebah yang marah
keluar dari sarangnya karena merasa diganggu. Lebah-lebah itu mengejar dan
menyengat si harimau. "Tolong! Tolong!" teriak harimau kesakitan
sambil berlari. Ia terus berlari menuju ke sebuah sungai. Byuur! Harimau
langsung melompat masuk ke dalam sungai. Ia akhirnya selamat dari serangan
lebah. "Grr, awas kau Kancil!" teriak Harimau menahan marah. "Aku
dibohongi lagi. Tapi pusingku kok menjadi hilang ya?". Walaupun tidak
mendengar suara merdu bende wasiat, harimau tidak terlalu kecewa, sebab
kepalanya tidak pusing lagi.
"Hahaha! Lihatlah Harimau yang
gagah itu lari terbirit-birit disengat lebah," kata kancil. "Binatang
kecil dan lemah tidak selamanya kalah bukan?". "Aku harap harimau
bisa mengambil manfaat dari kejadian ini," kata kelinci penuh harap."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar